Kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari prilaku seseorang. berikut ini ane rangkum secara lengkap tipe dan gaya kepemimpinan :
Tipe dan
Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya
sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran
organisasi tercapai. Dalam pengertian lain gaya kepemimpinan adalah pola
prilaku dan strategi yang sering disukai dan sering diterapkan oleh seorang
pemimpin.
Gaya kepemimpinan yang menunjukkan,
secara langsung dan tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap
kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan adalah prilaku dan strategi,
sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Terdapat
beberapa gaya kepemimpinan atau sering juga disebut dengan tipe kepemimpinan
yaitu:
1. Tipe Kepemimpinan Karismatik
Dalam
kepemimpinan karismatik memiliki energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang
tidak mengetahui benar sebab-sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma
besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia
Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini
antara lain: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Soekarno, Margaret
Tacher, dan Gorbachev.
2. Tipe Paternalistis
Yaitu tipe
kepemimpinan kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
- Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak-anak sendiri yang perlu dikembangkan.
- Bersikap terlalu melindungi (overly protective).
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
- Hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
- Tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
- Selalu bersikap maha-tahu dan maha benar.
3. Tipe Militeristis
Tipe ini
bersifat kemiliteran, namun hanya gaya luaran saja yang mencontoh militer.
Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan ini berbeda sekali dengan kepemimpinan
organisasi militer. Sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah:
- Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, terhadap bawahannya sangat keras, otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana.
- Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
- Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran berlebihan.
- Tidak menghendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
- Komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Otokratis
Kepemimpinan
ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipenuhi.
Pemimpin selalu mau berperan sebagai pemain tunggal. Pada a one man show,
dia sangat berambisi untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi
informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua
pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi pemimpin sendiri.
5. Tipe Laissez Faire
Pada tipe
kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin
simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis sebab duduknya sebagai
direktur atau pemimpin ketua dewan, komandan, atau kepala biasanya diperoleh
melalui penyogokan, suapan atau sistem nepotisme.
6. Tipe Populistis
Profesor
Peter Worsley dalam bukunya the third world mendefiniskan kepemimpinan
populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat misalnya
Soekarno dengan ideologi marhaenismenya, yang menekankan masalah
kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap
kolonialisme dan penindasan-penindasan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan
asing (luar negeri).
Kepemimpinan
populistis ini berpegang teguh kepada nilai-nilai masyarakat tradisional. Juga
kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri
(asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali)
nasionalisme. Dan oleh Profesor S.N Einsentadt, populisme erat dikaitkan dengan
modernitas-tradisional.
7. Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Sedangkan para pemimpinnya terdiri dari teknokrat
dan administratur yang mampu menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan.
Dengan demikian, dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien
untuk memerintah, yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan
usaha pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini
diharapkan adanya perkembangan teknis, yaitu teknologi, industri, manajemen
modern dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.
8. Tipe Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada
“person atau individu pemimpin”, tetapi kekuatan justru terletak pada
partisipasi aktif dari setiap kelompok.
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu dan mendengarkan nasihat dan
sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan
bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif
mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis sering
disebut sebagai kepemimpinan group developer.
Selanjutnya,
setiap pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak, kepribadian
sendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gayanya-lah yang
membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti
akan mewarnai prilaku kepemimpinannya.
Berbeda
dengan pembagian gaya kepemimpinan di atas, Sudarwan Danim membagi tipe/gaya
kepemimpinan, yaitu:
1.Pemimpin otokratik yaitu prilaku atau sikap yang ditampilkan pemimpin ingin menang sendiri dimana ia berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya, di samping mempunyai sikap tertutup terhadap ide dari luar, dan menganggap idenya yang dianggap akurat.
2.Pemimpin demokratis yaitu pemimpin yang mempunyai sikap/prilaku keterbukaan dan berkeinginan memosisikan pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe ini bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan yang bermutu dapat dicapai oleh organisasi.
3.Kepemimpinan permisif, yaitu sikap pemimpin yang tidak mempunyai pendirian kuat, dimana sikapnya serba membolehkan, serba mengiyakan, tidak ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sesungguhnya, dan cenderung apatis.
4.Kepemimpinan transformasional, yaitu setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.[2]
Sementara
itu, Lukman Saksono membagi tipe kepemimpinan ke dalam beberapa tipe:
1.Kepemimpinan yang memberi arahan, termasuk penentuan tujuan/sasaran, pemecahan persoalan, pengambilan keputusan, dan perencanaan
2.Kepemimpinan yang bersifat pengamalan/pelaksanaan, termasuk berkomunikasi, berkoordinasi, supervisi, dan evaluasi. Di mana ia semua diarahkan untuk mencapai tujuan.
3.Kepemimpinan yang memberi motivasi, termasuk menerapkan prinsip motivasi serta menghargai tingkah laku yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, termasuk memberikan pelajaran dan bimbingan.
Demikianlah penjelasan detail mengenai tipe dan gaya kepemimpinan. semoga bermanfaat dan menjadi bahan referensi teman - teman yang ingin menjadi pemimpin, salam referensi!!
baca juga : TEORI - TEORI KEPEMIMPINAN LENGKAP
0 komentar:
Posting Komentar